idwebhost

Rabu, 13 Agustus 2014

Masih Adakah Rasa Nasionalisme Hari Ini?

Tanggal 17 Agustus 2014 tinggal beberapa hari lagi tak terasa usia kemerdekaan Indonesia sudah 69 tahun, sudah cukup tua untuk usia manusia. Tapi disepanjang jalan yang saya lewati, di banjar-banjar, rumah penduduk dan kantor perusahaan tidak sedikit yang belum memasang bendera Merah Putih, saya harap mereka akan memasang nanti atau besok dan semoga tidak lupa akan hari penting negeri ini.

Sering dalam hati saya bertanya apakah rasa Nasionalisme masih ada hari ini? Masyarakat mulai individualism, menebar kebencian SARA, korup merajalela dan tak malu, politik buruk liat saja penyelenggaraan Pilpres yang masih pada ngotot dan penuh kampanye hitam, aset penting dikuasai asing, tanah produktif berganti beton (mungkin jika pulau boleh dijual sudah habis pulau di Indonesia dibeli). Dan saat ini generasi muda asik sendiri dengan dunianya sendiri, dunia BBM, FB, Twitter, SMS, game, sibuk pacaran hingga tata krama dan norma-norma sosial semakin diacuhkan. Timbul pertanyaan andaikan Negara kita besok berperang apakah para anak muda kita mau angkat bambu runcing untuk berperang menghadang peluru musuh? Ataukah memilih aman eksodus ke luar negeri atau bahkan membelot menjadi kaki tangan musuh demi mencari aman dan uang?

Balik lagi ke tema 17an. Sampai hari ini kabar tentang acara menyambut 17an juga tidak terdengar, memang sih kita tidak usah merayakan 17an secara mewah tetapi missal dengan lomba makan kerupuk, lari karung, atau jalan santai keliling banjar saya rasa tidak banyak memakan biaya, apalagi yang tinggal di kawasan wisata dapat melakukan kerjasama dengan pihak industri disekitarnya. Saya kira mereka pihak pelaku bisnis akan siap membantu, jika menokak membantu berarti sangat keterlaluan karena mereka enak mengeruk untung diatas tanah yang telah merdeka dengan taruhan nyawa para pejuang!

Rasa nasionalisme dan patriotisme tidak perlu ditunjukkan dengan pergi kemedan tempur, menghancurkan separatis, menjadi tentara namun cara gampangnya dengan menaikkan bendera Merah Putih pada bulan Agustus, jangan malahan bangga dan lebih semangat menaikkan bendera peserta piala dunia, bendera ormas maupun bendera layangan. Gampang bukan? Tapi juga banyak saya lihat masyarakat dengan semangat menaikkan bendera super jumbo Merah Putih di depan rumah dan ditempat strategis di kawasan tempat tinggalnya, banyak wisatawan lokal dari luar pulau Bali yang haru bahkan menangis melihat banyaknya bendera Merah Putih super besar berkibar di Bali.

Dirgaharu Republik Indonesia ke 69 Tahun, Semoga Tetap Jaya dan Menjadi Negara Mandiri! Merdekaaa… Hidup Veteraannn…!!!

Continue Reading...

Kamis, 07 Agustus 2014

Bali Pulau Seribu Hotel!!!

Bali sudah tersohor keseluruh dunia, menjadi salah satu icon Indonesia. Sebuah pulau eksotik dengan keindahan panorama alam, kekayaan budaya dan tradisi yang unik terjaga baik hingga sekarang dan bahkan ada orang yang menyebut Bali pulau magis, auranya kuat terpancar. Bukan tanpa sebab karena Bali bertebaran ribuan pura tempat pemujaan para dewata. Namum melihat perkembangan Bali saat ini sangatlah memprihatinkan!

Setiap hari terjadi alih fungsi lahan produktif pertanian menjadi beton, jangan membahas di daerah kuta anda tidak akan menemukan tanah pertanian lagi. Perkembangan pembangunan merajalela sudah sampai pinggiran bahkan ke daerah lain tanah pertanian digantikan hotel, villa, ruko, perumahan, dan lain-lain. Terlebih beberapa tahun belakangan ini sunguh gencar berdiri hotel-hotel kota yang menawarkan kemurahan harga, satu hotel murah beranak pinak di beberapa daerah strategis bersaing dengan hotel yang lain.

Kekuatan uang mampu merubah segalanya, masyarakat lokal seakan bungkam tak mampu berkutik dengan uang. Lihatlah saat liburan akhir tahun, libur lebaran dan hari kejepit sungguh terjadi kemacetan merajalela, hotel-hotel tersebut seakan hanya mengejar setoran tanpa memperhatikan fasilitas parkir karena mobil, bus meluber memakan badan jalan yang akhirnya merugikan para pengguna jalan. Apakah sebegitu mudahnya ijin pembangunan sebuah hotel? Karena proses pembangunan satu hotel belum jadi tapi sudah melakukan pembangunan baru lagi ditempat yang lain. Pulau kecil dengan sumberdaya alam terbatas begitu dieksploitasi, ribuan hotel, villa, ruko, industry, perumahan semua menyedot air Bali, tak tau limbahnya dibuang kemana.

Coba pikir lagi apasih yang sebenarnya dicari oleh para wisatawan ke Bali? Kemegahan hotel, villa dan ruko ataukah keindahan alam, kehidupan tadisional masyarakat Bali? Apakah julukan Bali sebagai pulau seribu pura memang benar telah digantikan pulau seribu hotel? pulau seribu ruko? Apakah anda sebagai orang Bali bangga akan hal tersebut?
Continue Reading...

Entri Populer

free counters
Google PageRank Checker Powered by  MyPagerank.Net